Looking To You – Chapter 3

lty fb

 

(Versi lengkap dapatkan dalam bentuk Hardcopynya)

Hanya dengan handuk melilit dipinggang aku masuk kembali kedalam ruangan itu. Sampanye telah dituangkan ke dalam tiga gelas tinggi, buihnya pun masih bergerak pelan naik ke permukaan. Dave menyodorkanku sebuah cerutu yang telah dipotong ujungnya, kebiasan kami sebelum memulai ritual itu. Asap mengepul dari mulutku, mataku nanar menatap tubuh hampir telanjang wanita yang bergerak lemah gemulai di atas ranjang putih di depanku.

 

David memang benar, dia mulus dan baru.. Aku bisa melihat tubuhnya yang seksi dan jarang tersentuh oleh tangan laki-laki. Usia awal dua puluhannya telah membentuk tubuhnya begitu proporsional dengan buah dada mencuat yang tak terlalu besar namun tak bisa diketagorikan kecil.

 

Dia turun dari ranjang saat melihatku keluar dari kamar mandi dan duduk di atas sofa hitam itu, menyesap sampanye yang telah dituangkan David untuk kami.

 

“Bersulang.. untuk malam yang liar..” celoteh David mengawali pembicaraan kami.

 

Mata wanita itu menatapku tanpa kedip sedari tadi, ekspresi wajahnya menggambarkan betapa dia ingin merangsang tubuhnya hanya karena membayangkan kejantananku yang telah menegang dibalik handuk putih yang aku pakai.

 

Lingerie hitam berenda yang dikenakannya memperlihatkan samar bentuk daerah pubisnya yang dihiasi rambut-rambut hitam tipis yang tercukur rapi. Mataku tak lekang dari sana, naik ke atas meneliti ukuran dadanya yang membuatku meniupkan asap cerutuku pada tubuhnya yang mendekatiku.

 

Dia menduduki pangkuanku, menggesek-gesekan dadanya yang membuatku menahan nafas. Wanita memang ahlinya menggoda dengan buah dada mereka. Alhasil aku pun menikmati santapan di depan hidungku, dadanya merangsek masuk menempel pada wajahku, memberikan akses pada hidungku untuk mencium aroma buah dadanya, memainkan lidahku pada buah dadanya yang membuncah.

 

Dengan nakal dia menggesek-gesekan dadanya pada wajahku, mengeluarkan desahan-desahan manja bagai anak kucing, merangsang gairah laki-laki yang mendengarnya. David bangkit dari duduknya, memandang senang dan bergairah pada apa yang kami lakukan. Dia hanya mengenakan celana panjangnya, dadanya yang telanjang dengan sedikit rambut-rambut hitam kini menempel pada punggung wanita itu, mulai menciumi lehernya dari belakang.

 

Dituangkannya segelas sampanye pada tubuh wanita itu, yang bahkan tak aku ketahui namanya..

 

Wanita itu menggigil kedinginan namun mengerang nikmat saat David menjilati punggungnya, menyesap sisa-sisa sampanye yang menetes jatuh kebelahan pantatnya, memberikan rasa yang berbeda bagi jilatan David pada kulitnya.

 

Tangannya melepaskan kait bra yang wanita itu pakai, melemparkan dengan gemas kain berenda itu di atas karpet. Kini bibirku bermain dengan buas pada kedua payudaranya, mengecup, menghisap dan memilin puting yang membesar bagai buah cherry. Lembut, nikmat dan kenyal. Lidahku dengan ahli memainkan perannya membangkitkan gairah kami tanpa ampun.

 

Tanganku yang tak sedang memegangi cerutuku kini bermain didalam lingerie berenda itu, mencari celah menelusup di dalam daerah kewanitaannya yang kian basah karena rangsangan kami. Dengan mudah jari tanganku menari-nari, memencet, memutar dan menggesek clitoris wanita itu, mengirimkan aliran listrik pada tubuhnya dan erangan tertahan yang diselingi desis nikmat dari bibirnya yang sensual.

 

Aku ingin merasakan bibir itu yang sedari tadi hanya kupandangi dengan penuh nafsu.

 

Dia pun membungkuk, badannya bergerak menggesek-gesek pahaku, tanganku kini menelusup kedalam lubang kewanitaannya, bergerak keluar masuk seirama dengan gerakan tubuhnya. Dia mendesis-desis nikmat, bibirnya mencari-cari bibirku, wajahku dipengangnya sebelum kemudian kami berciuman dengan liar.

 

Kini dia melompat-lompatkan tubuhnya diatas pangkuanku. Semakin cepat menikmati kedua jari tanganku yang kini menguasai rongganya.

 

Ciuman wanita itu memabukanku, lidahnya bermain dengan obsesif, memelintir dan mengulum lidahku dengan ahli. Sesekali dia masih menggesek-gesekan payudaranya ke dadaku.

 

Sedang David mulai melepaskan celana panjangnya di belakang wanita itu, aku dapat melihat kejantanannya yang telah siap menghujam kapanpun wanita itu siap.

 

Jari tangan David ikut berpetualang bersama jari-jariku didalam rongga kewanitaan wanita itu, menusuk bergantian hingga si wanita terlihat kewalahan. Teriakannya memenuhi ruangan, bibirnya tak lagi menempel di bibirku, dia terlalu sibuk dengan kenikmatan yang melandanya.

 

Aku dan David begitu bergairah menyaksikan wanita itu bergerak dengan liar diatas pangkuanku. Tubuhnya menggelinjang sembari meremas-remas payudaranya dengan penuh nafsu.

 

Barulah saat David memasukan dua buah jari tangannya sehingga keempat jari tangan kami berada dalam rongga kewanitaanya, wanita itu menjerit-jerit nikmat, melolong bagai hewan dan tak lama kemudian tubuhnya mengejang terpengaruh orgasme bertubi-tubi yang menghantamnya.

 

Dia rubuh  ketubuhku, saat tersadar dia tersenyum manja. Mungkin ini kali pertama dia mendapat serangan dua orang laki-laki sekaligus, dia terlihat ketagihan dengan aksi kami.

 

Tanpa banyak kata, David menarik turun tubuh wanita itu, membuatnya berdiri dengan kakinya, kemudian kepalanya dibungkukan mendekati selangkanganku.

 

Dengan mata bersinar, dia menguak handuk yang sedang aku kenakan, kejantananku yang telah berdiri sedari tadi kini berada dalam genggaman tangannya. Dia menyeringai senang melihat ukuran kejantananku, menyentuhkan ujung jarinya pada ujung kepala kejantananku yang mengeluarkan setitik cairan pelicinku.

 

Kemudian jari itu dimasukannya kedalam mulutnya, menghisapnya dengan nikmat. Menyaksikan dia mengulum jarinya keluar masuk mulutnya membuat darahku mendesir.

 

“Hisap aku!” perintahku kasar.

 

Nafsuku sudah diujung, wanita itu menggodaku dengan siksaan itu. Dia pun tertawa seksi, kemudian melayangkan lidahnya, menjilati kejantananku dari buah zakar hingga ke ujung kepala kejantananku. Berulang-ulang dan membuat tubuhku merinding nikmat.

 

Sementara David sedang berlutut menghisap-hisap kemaluan wanita itu yang membuka didepannya, dengan lihai lidah David bermain disana, membuat si wanita mendesis perlahan sebelum menggunakan mulutnya untuk mengulum kejantananku.

 

Dia tertawa senang melihat wajahku yang tersiksa menahan nikmat kulumannya, nafasku terengah-engah dan dahiku berkerut. Dengan ahli dia menghisap buah pelirku, mengecup-ngecup batang kejantananku tanpa henti, kulumannya membuatku memejamkan mata dan mendesiskan nafas dari mulutku yang terbuka.

 

Dia mengerang tertahan, melepaskan kulumannya pada kejantananku, rupanya David telah menghujamkan kejantanannya pada liang senggama wanita itu. Kejantanan David yang besar memenuhi tubuhnya hingga tak mampu melayaniku.

 

Namun kupaksa wajahnya menciumi kejantananku, aku juga menginginkan kenikmatan itu dan membuat kejantananku siap saat gilirannya tiba.

 

Meski mengerang antara sakit dan nikmat, wanita itu memaksakan dirinya mengulum kejantananku. Pengaruh hujaman kejantanan David padanya membuat wanita itu menghisap kejantananku semakin keras, menyebarkan nikmat yang hampir tak dapat kutahan. Aku tak ingin keluar dalam mulutnya. Menu utama belum kucicipi.

 

Tak diduga oleh wanita itu, David menampar belahan pantatnya hingga dia menjerit kesakitan, terlihat olehku pantatnya yang memerah. David dengan penuh nafsu menghujamkan dengan kejam kejantanannya, keringat menetes dari lehernya membasahi dadanya.

 

Mulutnya mendesis nikmat, mengeluarkan kata-kata yang telah kuhafal, karena begitu seringnya dia mengatakannya.

 

“Oh, nikmat sekali. Fucking Good! You bitchy!! Terima kejantananku urghh!!” kadang ingin aku tertawa geli mendengar kata-kata yang David lontarkan saat menggumuli wanita-wanita itu.

 

Dari belakangnya, tangan David menjangkau payudara wanita itu, dengan lapar menciumi punggungnya dan menjilati lagi tanpa henti. Pinggangnya dengan asyik meliuk-liuk maju mundur hingga tubuh wanita itu roboh dipangkuanku, mendesah tertahan karena klimaks yang menerpanya lagi.

 

Wajahnya meringis saat David masih menghujam rongga kewanitaannya dengan sangat cepat dan kemudian mencengkeram pinggangnya setelah melepaskan cairannya dalam tubuh wanita itu tanpa sisa.

 

Perlu aku beritahu kalian, wanita-wanita yang biasa kami gunakan ini harus melewati beberapa syarat yang ditetapkan oleh David. Dialah yang menentukan wanita mana yang lolos atau tidak. Dan kami tidak perlu khawatir mereka berpenyakit atau tidak memakai alat pelindung, minimal berupa pil yang harus mereka minum selama beberapa hari sebelum dan sampai hari dimana mereka berhubungan dengan kami.

 

Kami tak ingin mengeluarkan kejantanan kami saat kenikmatan yang terbaik justru berada di dalam sana. Kami tak perlu cemas wanita-wanita itu akan hamil dikemudian hari.

5 Comments

  1. Afifa says:

    Kak undang aku plish

  2. Emma says:

    Undang aku please 😭😭

  3. Tina says:

    Kak undang aku ingin baca semuany

  4. Tina says:

    Kak undang aku

  5. widia says:

    Please undang aku

Leave a Comment